Minggu, 28 Juni 2009

Tarakan Kita

Mimpi Tarakan
Adalah mimpi kita
Mimpi bersama
Keinginan seorang bocah
Kemauan rakyat jelata
Kehendak para pemimpin
Cita cita para nelayan
Tekat kuat penggali pasir

Kitalah yang harus membangunkan diri
Karena tak akan ada artinya terlelap terus dalam mimpi

Kita satukan perbedaan kita
Kita padukan semua yang ada

Telah tampak satu titik
Jelas terlihat
Terang dalam mata telanjang

Tinggal kita
Kau dan aku saja

Juata Permai Akhir Juni 2009

Alis Muntono
(Facebook Group: Budaya dan Sastra Tarakan)

Kamis, 28 Mei 2009

Di Pulau Mungil

Di pulau mungil ini
berjuta kenangan telah terlukis
dalam luka menganga
pada gelak dan tawa
pada nyanyian nelayan dan pengumpul pasir

jangan pernah kau meminta
untuk melupakan meski hanya sekejap

Pulau Bunyu..Akhir April '09

(Yayuk Sri Rejeki Facebook Group Budaya dan Sastra Tarakan)

Kabar Untuk Ibu

Berkat desakan dan dorongan beberapa teman, terutama Fitrah Anugrah teman yang pernah senasib, (dulu dia paling sering ngungsi di kos-anku, cari ketenangan, cari teman ngobrol dan cari yll)


Kabar Untuk Ibu

Ibu, ini kabar terakhirku
sekujur tubuh telah terluka
tapi tak juga aku berhenti
karena tak aku ingin meratapi
kekalahan demi kekalahan pada setiap peperanganku

Ibu, aku tak bosan terasing sendirian
Bertempur tak berkesudahan
Mendengar genderang musuh terus ditabuh
Meski aku tak mampu lagi ayunkan pedang

Ibu, tak lama lagi aku akan pulang
Nyanyi rindu yang selalu kau lantunkan
mengalahkan suara meriam dan desing peluru memburu

Ibu, aku hanya ingin bersimpuh dipangkuanmu
Larut dalam belaian lembut
Lelap dalam dekapanmu

Biarlah perang tetap berjalan
tanpa aku tahu siapa bertahan
satu saja permintaanku
semoga telah engkau siapkan beberapa lembar kain kafan

Tarakan Akhir April 2009
(puisi ini dikutip dari Facebook Budaya dan Sastra Tarakan)